Saturday 6 August 2011

Makna Mawaddah Wa Rahmah dalam Pernikahan

Oleh:  Ayang Utriza NWAY

«Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir» (QS. al-Rûm/30:21).

Berbagai Tafsir atas QS.30:21

Menurut Imam al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’âlim al-Tanzîl (h.1005) bahwa Allah menciptakan dari jenis manusia sendiri, yaitu anak keturunan Adam. Dikatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah menciptakan rasa kasih dan sayang antara kedua orang ini. Mereka saling mencintai sementara mereka berasal dari rahim yang berbeda. Maksudnya dari 2 keluarga yang berbeda.

al-Suyûthî dalam al-Durr al-Mansur Fi al-Tafsîr Bi al-Ma’sûr (vol. 6/hlm. 431-432) meriwayatkan dari Qatadah bahwa Allah menciptakan perempuan dari jenis lelaki. Artinya Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.

al-Zamakhsyari dalam tafsirnya al-Kassyâf (h. 827) menulis bahwa Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Allah menjadikan kasih dan sayang di antara sepasang suami isteri, karena sebelumnya mereka tidak kenal, tidak pernah bertemu, tidak ada sebab. Namun dengan izin Allah, lelaki dan perempuan dapat menikah setelah proses alamiah, seperti pertemuan atau sebab yang tak terduga.

Makna Mawaddah dan Rahmah

Menurut Hasan r.a., sebagaimana dikutip al-Zamakhsyari, bahwa kata al-mawaddah adalah bentuk kinâyah (ungkapan halus) dari kata jimak (persetubuhan), dan rahmah adalah bentuk kinâyah dari kata walad (anak). Jadi, makna mawaddah adalah jimak dan rahmah adalah anak.

Artinya, Allah menjadikan pernikahan sebagai sarana halal untuk melakukan hubungan suami-isteri. Dengan hubungan seksual tersebut, maka rasa cinta tersalurkan, dan akan terus saling menyayangi. Dari mawaddah ini, atau hubungan seksual ini, lahirlah anak-anak yang lucu. Anak-anak inilah sebagai rahmat bagi kita.

Mengapa Allah menggunakan kata rahmah yang berarti sayang ? Sebab kita sangat menyayangi anak-anak kita. Kehadiran anak-anak juga akan memperkuat kasih sayang kita. Anak-anak akan menjadi pemersatu dan pengikat yang lebih kuat bagi pasangan suami-isteri.

Nikah adalah Sunah Nabi

Dari Anas Bin Malik meriwayatkan ada tiga orang lelaki yang datang kepada Nabi dan menanyakan kualitas ibadah Nabi. Mereka berkata alangkah jauhnya kualitas ibadah mereka dengan Nabi. Akhirnya, masing-masing lelaki itu berjanji, yang satu berkata akan terus berpuasa, yang satunya lagi mengatakan akan salat malam tanpa henti, dan yang terakhir mengatakan tidak akan menikah selamanya.

Mendengar itu, Nabi berkata : «Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan bertakwa di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat malam dan tidur, dan saya menikahi perempuan, barang siapa yang tidak suka dengan sunahku, maka tidak termasuk golonganku (wallahi inni la’akhsyâkum lillahi wa atqâkum lahu, lakinnni ashûmu wa ufthiru, wa ushalli wa arqudu, wa atazawwaj al-nisâ, faman raghiba ‘an sunnatî falaysa minnî)(HR. Bukhari dalam Mukhtashar Sahih al-Bukhari oleh Imam al-Zabidi, hadis yang ke. 1828).

No comments: