Sunday 7 August 2011

Hak dan Kewajiban Bertetangga

Oleh: Ayang Utriza NWAY



Rasulullah saw. bersabda «al-Jîrânu salâsu jârin: (1) jârun lahu haqqun wâhidun, (2) wa jârun lahu haqqâni, (3) wa jârun lahu salâsu huqûqin:

Ada tiga macam tetangga:
(1) tetangga yang mempunyai satu hak ;

(2) tetangga yang mempunyai dua hak ; dan

(3) tetangga yang memiliki 3 tiga hak.

Rasul melanjutkan sabdanya: (1) fal jârul lazî lahu salâsu huqûqin al-jârul muslimu zûr rahimi; (2) wal jârul lazî lahu haqqâni al-jârul muslimu; (3) wa al-jârul lazî lahu haqqun wâhidun al-jârul musyrik.

(1) Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetangga, muslim, dan saudara; [maksudnya kita terikat tiga hak: hak bertetangga, hak sesama muslim, dan hak sesama saudara]

(2) Tetangga yang mempunyai dua hak adalah tetangga muslim; [maksudnya : kita terikat dengan dua hak, yaitu hak antartetangga dan hak antarmuslim]

(3) Tetangga yang mempunyai satu hak, yaitu tetangga tidak seiman dengan kita. [maksudnya : kita terikat dengan satu hak, yaitu hak antartetangga di mana nilai-nilai kemanusiaan dan universal menjadi pedoman hidup bersama, seperti saling tolong-menolong, menjenguk jika sakit, saling membagi kelebihan rezeki dll.)

Adab bertetangga ini sangat penting. Bahkan Rasulullah bersabda di kesempatan lain «Man kâna yukminu bilLâhi wal yawmil âkhiri falyukrim jârahu» Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya. Jika kita memasak, maka perbanyaklah, dan kita bagikan kepada para tetangga kita, demikian nasehat Rasulullah. Jika bertemu, ucapkanlah salam. Jika diundang, kita wajib memenuhinya. Jika sakit, kita wajib menjenguknya. Jika meminta perlindungan, kita wajib melindunginya. Jika meminta tolong, kita wajib menolongnya. Jika tidak ada di rumah, kita wajib memperhatikan rumahnya. Jika suami, atau isterinya bekerja, maka kita wajib menjaga kehormatan rumah tangga tetangga kita, bukan sebaliknya.

Malaikat Jibril senantiasa menasehati Nabi Muhammad perihal tetangga ini. Hal menunjukkan betapa pentingnya tetangga dalam kehidupan kita. Tidak boleh menyakiti tetangga dengan perkataan dan perbuatan. Apalagi menjatuhkan kehidupan tetangga dengan cara-cara yang dibenci Allah, misalnya dengan ilmu hitam dll. Ini bukan saja menghancurkan kehidupan bertetangga, tetapi juga menghancurkan keimanan. Tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita. Tetangga adalah bak saudara sendiri.

Oleh sebab itu, tidak boleh menyakiti tetangga. Jika kita punya motor, jangan keraskan suara motor kita. Jika kita punya mobil, jangan keraskan suara mobil kita. Jika kita punya televisi, radio atau tape, jangan keraskan bunyi suaranya. Semua itu dapat mengganggu ketenteraman tetangga kita, terlebih jika tetangga kita memiliki bayi dan anak kecil. Jika ada kesalahan dan kekeliruan mintalah maaf, atau tegurlah dengan cara yang amat baik dan tidak menyinggung. Jangan saling berlomba-lomba dalam hal harta karena didorong oleh sifat dengki, serakah, iri, dan egois, karena hal itu akan membuat hubungan pertetanggaan tidak harmonis.

Rasulullah bersabda «al-Muslimu man salimal muslimûna min lisânihi dan yadihi» Orang Islam adalah ketika orang Islam yang lain selamat dari mulut dan tangannya. Maksudnya: jika kita mengaku orang Islam, maka kita tidak boleh menganggu orang lain dengan perkataan, pembicaraan, dan omongan kita. Kita tidak boleh menyakiti orang Islam yang lain dengan lisan dan mulut kita, seperti menghardik, menghina, dan mencaci. Jika kita mengaku orang Islam, maka tidak boleh menyakiti orang lain dengan tangan kita, maksudnya memukul, mempersulit orang lain dengan posisinya dstnya.

Di lain kesempatan Rasulullah bersabda «al-Mukminu man aminahul mukminûna ‘ala anfusihim wa amwâlihim» Orang beriman adalah ketika orang beriman yang lain aman atas diri dan harta mereka dari dirinya. Artinya, jika kita mengaku beriman, berarti kita harus dapat menjaga diri dan harta kaum mukmin yang lain. Jika kita beriman, berarti kita harus dapat menjaga kehormatan orang beriman lainnya, dan dapat menjaga harta benda milik sesama orang beriman. Jika kita tidak dapat menjaga perkataan dan perbuataan kita terhadap tetangga kita, maka kita belumlah menjadi muslim. Jika tidak dapat menjaga kehormatan, diri, dan harta milik tetangga kita, maka kita belumlah beriman. Kita boleh mengaku muslim dan mukmin, tetapi dalam praktiknya jauh dari nilai-nilai islam dan iman, maka kita sesungguhnya belumlah menjadi muslim dan mukmin.

Antartetangga saling menyapa dan membantu. Bertemu di jalan mengucapkan salam. Seperti sabda Nabi «Afsyus salâm tadkhulul jannah bisalâm» Sebarkan salam, maka kamu akan masuk surga dengan selamat. Salam di sini berarti mengucapkan salam, dan juga dapat berarti menyebarkan kedamaian. Menyebarkan kedamaian sesama tetangga. Jika berkendaraan baik motor maupun mobil kita sapa dan kita tawarkan tumpangan jika satu arah. Jangan sebaliknya. Tidak peduli dengan tetangga. Kita lewat dengan motor dan mobil dan membiarkan tetangga kita yang berjalan kaki. Kita tidak menyapa apalagi menawarkan tumpangan. Ini tentu bukan akhlak yang mulia.

Selain berbuat baik kepada tetangga. Kita juga harus berbuat baik kepada sanak saudara dan pembantu yang ada di rumah kita. Rasulullah bersabda «Yaqulu Allahu ta’ala ana ar-rahmânu rahim, wa hazihir rahimi wasyaqaqtu laha isman min ismî faman washalaha washaltuhu, wa man qatha’aha qatha’tuhu » Allah berfirman Aku adalah Maha Penyayang dan Pengasih, rahim (saudara) adalah kata yang aku ambil dari namaku, karena itu barang siapa yang menyambung tali persaudaraan, maka aku akan sambungkan, barang siapa yang memutuskan tali persaudaraan, maka aku putuskan. Marilah kita jalin tali persaudaraan yang mungkin pernah terkoyak.

Kemudian Rasululah bersabda perihal pembantu «…Ath’imûhum mimma ta’kulûna waksûhum mimma talbisûn wa lâ tukallifûhum minal ‘amali ma lâ yuthîqûna fama ahbabtum fa’amsikû, wa ma karihtum fabî’û wa la tu’azzibû khalqallâhi… » Berilah mereka makan seperti kamu makan, berilah mereka pakaian, seperti yang kami pakai, jangan berikan mereka pekerjaan yang mereka tidak mampu melakukannya, jika kalian senang dengan mereka, pekerjakan, jika tidak senang, putuskanlah hubungan pekerjaan, jangan menyakiti mereka, mereka juga makhluk Allah…

***

No comments: