Saturday 6 August 2011

Jalan Menuju Surga : Kasihilah Semua Makhluk di Dunia

Oleh : Ayang Utriza NWAY

Syekh Muhammad Umar Nawawi al-Bantani dari Ahmad al-Mursifi yang bersambung ke Amru Ibn Ash bahwa Rasulullah bersabda :

« Ar-rahimun yarhamurrahman tabaraka wa taala, irhamu man fil ardi yarhamukum man fissamai »

Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Allah. Kasihilah siapapun di dunia, maka kalian akan dikasihi oleh makhluk yang ada di langit.

Kita dianjurkan mempunyai sifat sayang kepada semuanya : manusia, hewan, pepohonan, tetumbuhan, dan benda-benda.

Kasih sayang yang dipenuhi dengan keikhlasan akan mengantarkan hambanya masuk surga. Jadi bukan amalan kita yang besar, tapi amalan yang kecil tapi ikhlas, seperti kasih sayang.

Ada beberapa cerita yang penuh hikmah yang dapat kita petik dan dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari :

  1. Imam al-Ghazali masuk surga bukan karena amal ibadahnya banyak, bukan karena karya-karyanya yang banyak dan bermanfaat bagi orang banyak, tapi karena ia membiarkan seekor lalat meminum tinta di ujung penanya, lalu al-Ghazali membiarkan si lalat itu minum tintanya hingga puas, karena inilah Gazali masuk surga. 
  2. Seorang pelacur yang memberi minum seekor anjing yang kehausan di gurun pasir. 

    Hikmahnya:

    Jangan merasa bangga dengan segudang ibadah yang dikerjakan (salat, puasa, zakat, dstnya) tetapi sikapnya merasa benar sendiri, sombong, merendahkan orang lain, dengki, suka menyalahkan orang lain, tak peduli dengan orang-orang miskin, menyebar fitnah, melakukan kekerasan terhadap anak, isteri, tetangga, anak murid, orang yang berbeda pendapat dan agama.

    Tidak boleh merasa sempurna dg mengerjakan ibadah keseharian, tapi masih tetapi korupsi, mencuri, mengambil yang bukan haknya, plagiat, menebang hutan dg tak mempedulikan lingkungan, membuang sampah sembarangan, menerobos lampu merah, membiarkan dan menutup mata terhadap perjudian, jual-beli narkoba, perdagangan perempuan dstnya.

    Wallahu a'lam.

    (sumber, a.l., Syekh Muhammad Umar Nawani al-Bantani, Syarh Nashâihul ‘Ibad, Surabaya : Sahabat Ilmu, hlm. 2)

    No comments: