Tuesday 1 January 2013

Makna Umat di dalam Alquran

oleh: Ayang Utriza YAKIN

•    Secara kebahasaan kata ini memiliki kesamaan akar kata dalam bahasa Ibrani (ummâ), Aramia (umetha), dan Akkad (ummatu), yang berarti : keteladanan, kecantikan, ketinggian, contoh pribadi yang berakhlak (bermoral).
•    Ummat di dalam Alquran merujuk kepada suatu kelompok atau masyarakat yang memiliki agama yang sama.
•    Bentuk jamak dari kata tersebut “umat” di dalam Alquran merujuk kepada “bangsa-bangsa”.
•    Pada perkembangan selanjutnya, kata “ummat” merujuk kepada kelompok atau masyarakat muslim (komunitas muslim).
•    Di dalam Alquran, kata ummat memiliki banyak makna :
I.    Umat berarti waktu  (QS.11, 8; QS. 10:47 & QS. 12:45).
J.    Umat berarti sekelompok hewan (QS.3:38).
K.    Umat juga berarti sekelompok jin (QS.41:25)
L.    Umat berarti seorang pemimpin yang menunjukkan ‘kebaikan’, misalnya untuk kata itu digunakan untuk menyifati Nabi Ibrahim (QS. 16:120).
M.    Umat berarti kelompok yang memiliki keyakinan yang sama (QS. 7:34, QS. 15:5).
N.    Ummat wahidah sebagai umat yang satu (QS. 23:52, QS. 21:92), yaitu satu umat manusi. Tetapi, walau mereka satu umat, tapi mereka tetap akan berbeda (QS. 10:19). Jadi, perbedaan itu merupakan hal alamiah.
O.    Umat yang dituju oleh Alquran adalah ummatan wasatan (QS.2:143) umat Islam yang moderat, yaitu umat yang mengajak kepada kebaikan (QS.3:104), umat yang menegakkan keadilan dan keseimbangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka umat adalah sekelompok orang yang memiliki agama yang sama yang menunjukkan ketinggian budi pekerti dan keagungan akhlak yang menjadikan kelompok agama tersebut “teladan” bagi umat lain, bagi manusia lain.

Umat Islam berarti umat yang memiliki kemulian akhlak yang menjadi teladan bagi orang lain. Umat yang ramah, bukan marah. Umat yang hidup jujur, bersih, tepat waktu, toleran, menghargai orang lain, bukan umat yang suka korupsi, narkoba, jual sumber daya alam ke pihak asing, rusak lingkungan hidup, alam, hutan, jual manusia untuk dijadikan budak seks dan budak pekerjaan, mafia kedokteran, mafia tanah, mafia pajak, pelanggar HAM, penyebar virus HIV/AIDS, tidak pernah menghargai orang…

Sumber bacaan :
Alquran al-Karim.
EI, umma, vol. 10, tahun 2000, h. 859, 861-3

Makna "Ummatan Wasatan" di dalam QS. 2:143

oleh: Ayang Utriza YAKIN

Umat Islam yang diidamkan oleh Alquran adalah “umat wasatan”, yang berarti umat yang berada di tengah-tengah (wasatiyyah).

Tetapi, apakah makna “ummat wasatan” di dalam al-Baqarah ayat 143 tersebut ?

Menurut Ibnu Abbas, al-Suyuti, dan al-Baydlawi, di dalam tafsir mereka masing-masing, bahwa makna wasatan adalah “adil dan seimbang”. Artinya, umat Islam itu harus selalu berbuat adil, harus melakukan sesuatu itu dengan seimbang antara ilmu dan amal, antara teori dan praktek, mengerjakan sesuatu harus sesuai dengan tuntutan Alquran dan Ilmu pengetahuan.

Ummatan wasatan adalah umat Islam yang Moderat, yaitu umat yang tidak ekstrem kanan (salafi-wahabi, jihadi, integris, fundamentalis, dan radikal) dan tidak ekstrem kiri (liberal, ultra-liberal). Umat Islam itu harus berada di tengah-tengah : moderat.

Ummatan wasatan adalah umat Islam yang dapat menerima perbedaan pendapat, karena perbedaan adalah hal yang alamiah, walaupun dalam satu agama (QS. 10:19).

Oleh karena itu, jangan merasa paling benar sendiri. Jangan menganggap yang lain itu kafir, hanya berbeda pendapat. Jangan merasa hanya diri yang sebagai paling islami dibanding yang lain. Jangan menganggap surga itu milik kelompoknya saja. Jadilah orang yang dapat menerima kebenaran itu dari mana saja datangnya, seperti kata Rasulullah saw ‘khuzil hikmah min ayyi wi’a’in kharajat’.  

Lalu, apakah ciri ummatan wasatan itu ?

Menurut Khaled Abou-Fadl, adalah umat yang toleran dan dapat hidup berdampingan dengan damai dengan siapapun yang berbeda agama dan keyakianan.

Menurut KH. Achmad Siddiq, adalah umat yang menunjukkan, menampilkan, mengejawantahkan, dan melakukan empat hal : tawassut, tawazun, ta’adul, dan tasamuh, yaitu selalu bersikap di tengah-tengah, seimbang, adil, dan toleran.

Berdasarkan keterangan di atas, maka “ummatan wasatan” adalah umat Islam yang damai, ramah, toleran, dan menegakkan keadilan.

Wallahu a’lam.

Sumber bacaan :

Tafsir Ibnu Abbas, Juz I, h. 24,
Tafsir al-Suyuti, al-Durr al-Mansur fi al-Tafsîr bi al-Ma’tsûr, Juz I, h. 348
Tafsir al-Baydlawi, Juz I, h. 431
The NU and Islam Moderatism in Indonesian Islam, A. Najib Burhani, 2012.