Tuesday 2 August 2011

Islam dan Etos Kerja



Oleh : Ayang Utriza NWAY


Pandangan Islam tentang Kerja

Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya (QS. al-Kahfi/18:7).

  • Bekerja adalah hak dan kewajiban setiap muslim
  • Islam menganjurkan bekerja.
  • Tidak dapat ditunaikan kebutuhan hidup kecuali dengan bekerja
  • Hawa nafsu tidak dapat mengalahkan pikiran kecuali jika manusia banyak bersantai
  • Bekerja adalah tugas dalam hidunya, maka tidak boleh melakukannya dengan terpaksa. Manusia akan merasakan kenikmatan bila mengerjakannya dengan penuh kesadaran.
  • Pekerjaan adalah sarana mencapai rezeki dan kelayakan hidup.
  • Landasan pertama untuk membangun masyarakat Islam yang kokoh adalah manusia dapat bekerja sehingga dapat mencukupi kebutuhannya.
  • Tidak ada nilai hidup seseorang tanpa bekerja.
  • Para Nabi dan Rasul, selain sebagai pembawa risalah, mereka juga perintis berbagai lapangan pekerjaan.

Perpektif Alquran tentang Bekerja

Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS. Al-Jumuah/62:10).

Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya (QS. Al-Insyiqâq/84:6).

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. Al-Baqarah/2:267).

Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (QS. Al-Naba/78:11)


Pandangan Bekerja di dalam Hadis

Bekerja adalah kewajiban dan ibadah
Talabul halâl farîdatun ba’dal farîdah.
“Mencari rezeki yang halal adalah wajib setelah kewajiban yang lain.” (HR. Thabrani).

Pekerja seperti Nabi
Ma akala ahadun ta’âman qattun khayran min an ya’kula min ‘amali yadihi, wa inna nabiyyallahi dâwuda alayhis salâm kâna ya’kulu min ‘amali yadihi.
“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil pekerjaannya sendiri. Nabi Allah Daud as. makan dari hasil kerjanya sendiri (HR. Bukhari).

Pekerja seperti Orang yang Berjihad
Innallâha yuhibbul ‘abdal muhtarifa, wa man kadda ‘ala ‘iyâlihi kâna kal mujâhidi fî sabîlillâh ‘azza wa jalla.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang berkarya. Dan barang siapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti pejuang di jalan Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad).

Dosa Pekerja Diampuni
Man amsâ kâllan min ‘amali yadihi amsâ maghfûran lahu.
“Barangsiapa di malam hari merasa letih karena bekerja dengan tangannya, maka di malam itu ia memperoleh ampunan Allah.” (HR. Ahmad)

Produktifitas (Tepat Waktu datang Ke Kantor)
Bâkirû fî talabir rizqi wal hawâ’ij li’annal ghuduwwa barakat wa najâh.
“Berpagi-pagilah untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhan, sebab padi itu membawa berkah dan kesuksesan. (HR. Thabrani).

Profesionalitas (Tekun dalam Bekerja)
Innallâha yuhibbu iza ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinahu.
“Sesungguhnya Allah senang jika salah seorang di antara kamu mengerjakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara professional (bersungguh-sungguh).” (HR. al-Bayhaqi).

Integritas (Jujur dan Bertanggungjawab)
Wal khâdimu (al-‘âmilu) râ’in fî mali sayyidihi, wa huwa mas’ûlun ‘an ra’iyyatihi
“Dan pembantu (pekerja) adalah pemelihara harta tuannya, ia bertanggungjawab atas yang dipimpin.” (HR. Bukhari-Muslim)

Penghargaan (Upah sebagai Hak Pekerja)
A’tûl ajîra qabla an yajiffa araqahu
“Berilah upah pekerja, sebelum kering keringatnya.” (HR. Abu Ya’la)

Musuh Rasulullah di hari kiamat adalah orang yang mempekerjakan orang, tapi tidak dibayarkan gajinya.
Rajulun istakjara ajîran, fastawfâ minhu wa lam yuwaffihi ajrahu


(Sumber Dr. Abdul Hamid Mursi, al-Syakhsiyyat al-Muntajat, terj. Moh. Nurhakim, SDM yang Produktif Pendekatan Alquran dan Sains, Jakarta:Gema Insani Press, Cet. II, 1997.)

No comments: