Oleh: Ayang Utriza Yakin, DEA., PhD
Allah swt. berfirman di dalam QS. Al-Buruj:
“Wassamâ’i zatil burûj,
wal yawmil maw’ud, wa syâhidiw wa masyhûd.” Rasulullah saw. menjelaskan apa
yang dimaksud ayat ke-2 dan ke-3 di dalam surat al-Buruj tersebut. Beliau bersabda
bahwa yang dimaksud dg yawm al-maw’ud
(hari yang dijanjikan) adalah hari kiamat, syâhid
(saksi) artinya hari Jumat dan masyhud
(yang disaksikan) adalah hari Arafah (HR. al-Bayhaqi di dalam kitab Fadhâ’il al-Awqât, h. 465).
Subhanallah,
ternyata hari Jumat yang selalu kita lewati menjadi saksi bagi kita nanti di
hari kiamat: apa yang kita lakukan di hari Jumat. Seandainya kita melakukan
hal-hal baik dan terpuji, sebagaimana yang telah diperintahkan, seperti salat
Jumat, dan kebaikan-kebaikan lainnya, seperti berinfak, bersedekah, membaca
Alquran, berbuat kepada tetangga, membersihkan jalanan dan saluran air, menanam
dan merawat pohon, membantu kaum duafa dan mustadafin, tepat waktu, jujur dalam
bekerja, dll., maka hari Jumat akan bersaksi di hadapan Allah swt. akan
kebaikan yang telah kita lakukan. Sebaliknya, jika kita melakukan hal-hal tidak
terpuji yang melanggar perintah Allah swt. dan Rasulullah saw., maka hari Jumat
pun akan menyaksikan perbuatan maksiat kita.
Selain menjadi saksi, hari Jumat merupakan hari penghapus
dosa-dosa kita. Rasulullah saw. bersabda “Salat 5 waktu dan dari salat Jumat ke
salat Jumat yang lain akan menjadi penghapus semua doa di antara kedua Jumat
itu,” di dalam riwayat lain ada tambahan “selama menghindari dosa-dosa besar”
(HR. Bayhaqi dari Abu Hurayrah r.a.). Oleh karena itu, mari kita jadikan Jumat
ini sebagai hari perenungan dan penambah kebajikan bagi kita. Kita jadikan
Jumat ini sebagai hari khusus beribadah, bukan saja ibadah mahdlah, tetapi juga
ibadah sosial: ibadah yang memerhatikan lingkungan sekitar kita dengan peduli
terhadap gerak kehidupan tetangga, masyarakat, dan Negara. Kita ikut andil dan
berperanserta dalam kegiatan-kegiatan yang membaikkan semua orang.
Bahkan, Allah swt. menjadikan hari Jumat menjadi hari
terkabulkannya doa, hari di mana Allah akan menerima semua permintaan
hamba-hamba-Nya. Rasulullah bersabda “Lâ
yûjadu abdun muslimun yas’alullâha illâ âtâhullâhu iyyâhu, faltamisûhâ âkhiros
sâ’ati ba’adal ‘ashri.” “Tidaklah dijumpai seorang hamba muslim berdoa,
kecuali Allah akan kabulkan permintaanya, maka peganglah erat-erat akhir waktu
hari Jumat, yaitu setelah Asar.”
Allahu akbar, mungkin selama ini kita belum
tahu bahwa setelah Asar hingga menjelang magrib atau terbenam matahari adalah
waktu mustajab. Ini adalah kesempatan baik untuk kita saat di hari-hari lain
tidak mendapat jaminan terkabulkannya doa, tapi justeru di akhir hari Jumat
adalah waktu mustajab. Marilah para pembaca untuk banyak memohon dan meminta segala
hal yang diinginkan, nanti, setelah Asar, sebanyak mungkin kepada Allah swt.
Kita tidak tahu umur hingga kapan Allah masih memberikan kepada kita
kehidupan. Beberapa hari lalu, di antara saudara atau teman kita sudah
berpulang ke Rahmatullah, telah meninggalkan kita semua untuk kembali kepada
Allah swt. selama-lamanya. Ya Allah, betapa banyak sudah saudara, keluarga, dan
teman kita yang telah meninggal, sementara kita masih hidup. Ini adalah
kesempatan baik untuk menambah perbuatan-perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan
tercela.